Twilight
Percintaan Sang
Vampir Nan Memesona
Judul :
Twilight
Penulis :
Stephenie Meyer
Penerbit :
Mizania (Lini Mizan Publishing)
Tebal :
864 halaman (versi pdf kurang lebih 416 halaman)
Harga :
Rp 105.00 (unduh gratis dari internet)
Termulakanlah....
Sepertinya sudah amat terlambat Saya membaca serial
ini. Kisah cinta vampir ini sudah mulai sunyi di obrolan para kutubuku dan
pecinta film romansa. Namun, ijinkanlah Saya menuturkannya di sini. Sebab,
memang baru di Bulan Februari ini Saya mampu menyelesaikannya setelah berhasil
mengunduhnya dari internet.
Sebenarnya hampir dua tahun sebelumnya (2013) Saya
sudah membaca seri kedua (New Moon)
dan seri terakhir (Breaking Dawn)
setelah berhasil mendapat pinjaman dari kenalan Saya (Terimakasih ya.. Sophie dan Mba Titi... Boleh dong buku-bukunya
dipinjamkan ke Saya lagi. Hehe...). Mungkin terasa aneh karena Saya tak
membaca secara urut.
Nama Stephenie Meyer sendiri sudah Saya kenal sejak
tahun 2009 pada buku Teen Ink, Love and
Relationship (terbitan Gramedia Pustaka Utama, 2009). Buku tersebut
merupakan kumpulan feature para remaja Amerika dengan Stepheni Meyer dan John
Meyer sebagai editor.
Pada saat film Twilight membooming, jujur saja, Saya
tak teramat antusias. Setelah menonton filmnya di salah satu stasiun televisi
swasta, barulah Saya bertanya-tanya bagaimanakah kisah si gadis abege dan si
vampir dalam bentuk novel (sastra).
Tertuturlah...
Bella (Isabella Swan) baru saja
pindah dari Phoenix (di Arizona, USA) ke Forks (kota kecil yang dingin di ujung
barat laut Washington, berbatasan dengan Kanada). Ayah dan ibunya telah lama
berpisah. Sebelumnya Bella tinggal bersama ibunya (Renee). Meski Phoenix senantiasa
cerah dan penuh sinar mentari, kenyataannya Bella dianugerahi kulit yang cerah.
Di Forks, Bella akan tinggal bersama ayahnya (Charlie Swan) yang menjadi sheriff.
Pada awalnya, Bella mengira ia akan
kesulitan menemukan teman di Forks, karena pada dasarnya ia tak pandai bergaul.
Awal masuk SMU Forks, Bella berjumpa Eric (dalam versi filmnya, Eric berparas
seperti remaja keturunan Asia Timur) yang menawarkan diri untuk menemani Bella
mengenali gedung sekolah.
Meski berkenalan dengan beberapa
murid, Bella tak mampu segera mengingat nama-nama mereka. Saat istirahat, Bella
bersama teman-temannya ke kantin sekolah. Di sana, untuk pertama kalinya ia
terpana melihat ‘keanggunan’, keindahan dan kesempurnaan tubuh serta paras
anggota keluarga Cullen. Teman-teman baru Bella segera membeberkan informasi
tentang keluarga ini. Saat jam biologi di laboratorium, Bella duduk
bersebelahan dengan Edward. Heran dengan sikap dingin dan aneh Edward, Bella
mencoba mencari info tentang hal ini. Mike yang ditanya mengatakan bahwa Edward
memang aneh.
Hari selanjutnya, Bella semakin
bingung, karena Edward tak ada pada jam biologi. Keesokan harinya Bella kembali
berjumpa Edward dan merasa ada yang berbeda pada warna bola mata Edward. Saat
Edward menatapnya, Bella berpikir Edward tak menyukainya. Namun setelah Edward
memperkenalkan diri saat di kelas biologi, mereka pun menjadi dekat. Sejak itu
Bella menemui keanehan demi keanehan pada Edward, salah satunya adalah refleks
Edward yang berlebihan.
Di akhir minggu, Bella dan
kawan-kawan berlibur ke pantai La Push. Di sana, ia berjumpa dengan Jacob Black
(Jake) yang bercerita tentang legenda Suku Quilette, suku keluarga Jake.
Termasuk tentang musuh bebuyutan suku ini, yaitu sang peminum darah yang
berdarah dingin. Penasaran, Bella mencari tahu tentang ucapan Jake pada
internet dan beberapa bahan bacaan. Bella menemukan kata ‘vampir’ dan
‘werewolf’ (serigala jadi-jadian). Dari sini, Bella semakin penasaran, apakah
Edward adalah vampir.
Akhir minggu selanjutnya, Bella dan
teman-temannya pergi ke kota terdekat untuk membeli gaun-gaun guna keperluan
acara promnite. Malam hari mereka
berjanji akan makan di sebuah restoran. Tapi, bukannya ke restoran, Bella malah
berjalan-jalan ke sekitarnya, hingga bertemu dengan segerombolan pemuda
berandalan. Para pemuda ini mengganggu bahkan mendesak Bella ke jalan buntu.
Saat sedang frustasi di dera rasa takut, tiba-tiba Edward muncul dari sebuah
mobil dan menyelamatkan Bella.
Bella merasa sangat aneh bagaimana
Edward bisa mengetahui keberadaannya. Melupakan makan malam dengan
teman-temannya yang sudah terlambat, akhirnya Edward mengajak Bella makan malam
berdua di restoran. Saat itulah Edward membeberkan rahasia bahwa ia dapat
membaca fikiran orang-orang di sekitarnya, terkecuali Bella. Edward mencoba
membaca fikiran Bella tapi tak bisa. Hal itu membuat Edward frustasi.
Bella semakin tertarik. Ia
bertanya, apabila Edward memang vampir, bagaimanakah cara tidurnya, bagaimana
cara menghindari cahaya matahari, namun Bella tak bertanya soal makanan Edward
meski sudah dipancing-pancing oleh Edward. Tentu saja, ini karena Bella sudah
tahu –dari Jake- bahwa keluarga Edward hanya memangsa hewan.
Hari-hari selanjutnya, Bella
melihat sendiri ‘pesona’ berkilaunya tubuh Edward kala tersorot cahaya matahari
yang lembut, kecepatan gerak Edward saat melompat dari satu dahan ke dahan lain
di hutan Forks, dan Edward menyatakan perasaannya pada Bella.
Edward juga mengajak Bella ke rumah
keluarga Cullen dan memperkenalkannya dengan anggota keluarga Cullen. Bella
tertegun pada keharmonisan dan keutuhan keluarga Cullen, meskipun mereka –pada
kenyataannya- adalah vampir. Keluarga Cullen mengajak Bella untuk bermain
baseball di hari Minggu selanjutnya, dan Bella menyanggupinya.
Rupanya keluarga Cullen gemar
bermain baseball kala hari sedang hujan lebat dan berguntur. Pukulan mereka
saat melakukan ‘strike’ terdengar menggelegar, itulah sebabnya sebelum
mengayunkan tongkat pemukul, mereka harus menunggu kilat menyambar di langit.
Saat sedang asyik menikmati permainan, Alice Cullen, yang memiliki kemampuan
melihat kejadian di masa depan, mengatakan bahwa ada kawanan vampir lain yang mendatangi
mereka. Tak beberapa lama, hal itu mewujud. Satu vampir wanita bernama Victoria
dan dua vampir lelaki bernama James dan Laurent mendarat di lapangan mereka.
Dengan terang-terangan mereka mengaku ingin ‘mencicipi’ Bella. Namun Dr Cullen
segera mengamankan Bella dengan menyuruh Edward dan Alice untuk membawa Bella
pergi sejauhnya.
Mobil besar yang membawa Bella
melaju sejauh-jauhnya. Bella mampir sebentar ke rumah hanya untuk mengambil
beberapa pakaian seraya berpura-pura akan meninggalkan Forks dan pergi ke
Phoenix ke rumah ibunya. James, sang vampir mengawasi sandiwara ini dari
kejauhan. Selanjutnya Bella dibawa ke rumah keluarga Cullen. Masing-masing
anggota keluarga diberi sepotong pakaian milik Bella, guna mengaburkan aroma
Bella. Awalnya Rosalie tak suka ide ini. Namun setelah diyakinkan bahwa
bukankah Bella kini telah menjadi anggota keluarga mereka, Rosalie pun terdiam.
Bella, Jasper dan Alice di
tempatkan di sebuah penginapan yang jauh dari Forks. Sementara yang lain
berusaha memancing Victoria, James dan Laurent menjauhi tempat keluarga Bella. Namun
James yang begitu licik berhasil menemukan rekaman suara ibu Bella,
memperdengarkannya di telepon yang diterima Alice. Ini membuat Bella resah akan
keselamatan ibunya. Diam-diam saat Jasper dan Alice lengah, Bella pergi ke
Phoenix. Namun betapa terkejutnya Bella saat telah berada di rumah ibunya, ternyata
tak ada drama penyanderaan oleh James terhadap ibunya, seperti yang dia duga.
Suara di telepon itu adalah rekaman yang didapat James dari koleksi video
keluarga Bella.
Kini Bella terdesak, ia tak tahu
harus lari ke mana dan bagaimana. Untuk menghambat lari Bella, James
melemparkan sesuatu ke kepala Bella. Pusing dan terhuyung karena kepalanya yang
berdarah, Bella pun terkapar di lantai. Maka dengan leluasa James dapat
menggigit lengan Bella, mengisap darahnya. Untunglah sebelum racun vampir
benar-benar bersatu dengan tubuh Bella, Edward, Alice dan Dr. Cullen segera
tiba. Setelah melumpuhkan James, Dr. Cullen meminta Edward menyedot racun dari
tubuh Bella.
Saat akhirnya terbangun, Bella
menemukan Edward di sampingnya (Di film, yang Bella lihat saat siuman adalah
ibunya, sementara Edward pura-pura tidur di sofa). Edward menyampaikan kisah
sandiwara yang telah ia sampaikan pada ibu Bella. Yaitu Bella terjatuh dari
tangga saat hendak ke kamar Edward (Di film, ibu Bella-lah yang mengatakan
kembali penjelasan Edward tentang terjatuhnya Bella).
Usai kepergian ibunya, Bella
menyampaikan kekecewaannya pada Edward yang tak membiarkannya berubah menjadi
vampir. Padahal Edward telah tahu dari Alice, bahwa suatu saat toh Bella akan
berubah menjadi vampir juga.
Akhir kisah, Bella memilih Edward
sebagai pasangannya pada promnite.
Bella yang tadinya tak tertarik ikut segala acara pesta, karena tak bisa
berdansa, tiba-tiba merasa akan baik-baik saja, asalkan Edward yang menjadi
pasangannya. Bella kembali berharap Edward segera mengubah dirinya menjadi
vampir. Tapi, ternyata Edward hanya mencium lehernya.
Terikhtisarlah...
Sepengetahuan Saya, pada awalnya
novel tak mudah diterima di kalangan pecinta buku Indonesia. Novel ini
membooming setelah filmnya ramai ditayangkan di bioskop dan internet sebelum
mulai muncul salinan resmi dan tidaknya (bajakan) di mana-mana.
Saya sendiri tak bisa memberi
penilaian bahwa ini adalah novel romantis (meski pun filmnya kerap diputar di
televisi menjelang ajang valentine). Namun, saya pun tak bisa mengkategorikan
ini ke dalam novel horor (rasanya memang lebih horor novel karya Tara Zagita
dan Abdullah Harahap daripada novel ini).
Sepengetahuan Saya pula, novel ini
dibuat oleh Stephenie Meyer untuk para remaja Amerika dengan tujuan untuk memberi
hiburan dan wawasan, bahwasanya ketika keluarga kita tak utuh atau berantakan (broken home), kita tetap dapat berbahagia dengan kehidupan kita. Tujuan
baik lainnya yang saya tangkap adalah bahwa Stephenie Meyer ingin berujar bahwa
seks di masa remaja bukanlah segala-galanya. (Terbukti dengan keteguhan dan
sikap konservatif Edward) (eits... meski pun saya tak tahu bagaimana versi fim
aslinya yang tanpa sensor dan edit).
Tentang mengapa Stephenie Meyer
memilih vampir dan werewolf sebagai
tokoh ‘seram’-nya di novel ini, dari pengetahuan yang Saya peroleh ini karena
dua jenis ‘makhluq’ ini telah menjadi legenda atau dongeng yang dipercaya oleh
warga Amerika, terutama Amerika Utara dan Serikat bagian utara. (Hmm... ini
serupa legenda hantu kuyang (hantu kepala tanpa tubuh) dan hantu beranak di
balik pintu yang ada di daerah Saya, Kalimantan). Kecerdasan Stephenie Meyer
memadukan kisah cinta/romantis dengan legenda Amerika inilah yang menurut Saya
menjadi daya tarik novel seri pertama Twilight.
-selesai-