Review 7 (Tujuh) Misi Rahasia Sophie
Tujuh Misi Kemanusiaan dan Sosial ala Sophie
Sophie dan Marko tinggal di
lingkungan apartemen kelas menengah. Mereka telah lama bersahabat dan
bertetangga. Kini ketika telah remaja, mereka bersekolah di SMU yang sama. Suatu
hari, Sophie mengajak Marko untuk membantunya dalam melaksanakan tujuh misi
rahassianya. Meski awalnya enggan, Marko akhirnya mau menurut setiap kehendak
Sophie menuntaskan misi rahasianya.
Maka, mulailah Marko mereka setiap
kegiatan misi Sophie. Mulai dari aksi memberi kejutan berupa nasi bungkus
kepada para pekerja pinggiran seperti tukang sampah dan tukang sapu jalan,
menghibur Oma-nya Imel dan para lansia lain di panti jompo, menyelenggarakan
konser tunggal sederhana untuk Bian yang mulai mengalami kebutaan, memberi
kursi roda cuma-cuma kepada pedagang kopi keliling, menghilangkan pobhia Marko
terhadap balon, dan menjodohkan Marko dengan Imel.
Hanya satu misi tersisa. Namun Marko
sudah tak sabar mengetahui apa maksud di balik semua misi rahasia Sophie. Terlebih
lagi, Marko merasa kesal karena pada misi ke-enam, secara nyata Sophie
menjadikan Marko sebagai objek ‘percomblangan’. Kekesalan Marko membuat Ia
pergi menjauhi Sophie. Hingga dalam
perenungannya, Marko menyadari sikap kekanakannya dan kembali menemui Sophie.
Sayangnya, Marko telah telambat. Sophie pergi selamanya meninggalkan teka-teki
misinya.
cover versi pdf
Judul : 7 Misi Rahasia Sophie
Kategori : Novel Young Adult –Remaja
Penulis : Aditia Yudis
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : 2014
Tebal : iv + 212 halaman (versi cetak)
ISBN : 979-780-690-1
Harga : Sekitar Rp 39.000
Saya membaca novel ini melalui
smartphone dengan format pdf. Sehingga Saya
tak tahu bagaimanakah kualitas cetakan, kertas dan layout novel ini sebenarnya.
Pernah saya coba untuk mencari novel ini di toko buku di kota Banjarmasin,
namun tidak jua ketemu.
Sebelum novel Tujuh Misi Rahasia
Sophie ini, jujur Saya tak pernah mengenal nama Aditia Yudis sebagai penulis
fiksi mau pun non-fiksi. Setelah novel ini ramai dibicarakan di sosial media hingga kemudian difilmkan, barulah Saya penasaran. Jadi, bisa dibilang ini adalah novel pertama Aditia Yudis yang Saya baca. Kabarnya, penulis yang satu ini juga sudah menerbitkan buku fiksi lainnya.
Novel ini dapat dikategorikan young adult disebabkan tokohnya yang
masih berusia abege dan masih bersekolah di SMU. Menggunakan alur maju dan
mampu menjabarkan konflik dalam keluarga Sophie diantara kisah tujuh misi yang
sedang Sophie jalankan. Termasuk konflik dalam keluarga Marko sendiri -yang
meski tak banyak dikisahkan- hingga Marko yang tiba-tiba mengalami sedikit ‘crush’
kepada Sophie hingga bingung dengan perasaannya sendiri, dan akhirnya sikap ‘ngambek’nya
pada Sophie, membuat novel ini terasa hidup. Karena, jujur sejak bab kelima,
bagi Saya novel ini jadi mulai membosankan tanpa konflik yang jelas dan hanya
berupa penjabaran satu persatu misi Sophie.
Rasa bosan itu juga disebabkan
betapa singkat atau pendeknya kisah dalam tiap fragmen. Dan ada sedikit kekakuan
penulis dalam menjabarkan peristiwa demi peristiwa (event) yang terjadi. Padahal penulis sudah menggunakan sudut
pandang yang tepat, yaitu orang ketiga tunggal. Seharusnya dengan penggunaan
sudut pandang ini, penulis bisa leluasa memasuki wilayah tokoh mana pun dan
mampu menggambarkan tiap detil peristiwa.
Meski demikian, Saya akui, novel Tujuh
Misi Rahasia Sophie ini memang bukan novel remaja (teenlit) picisan. Banyak misi
(baca : pesan ) yang diselipkan oleh sang penulis di dalamnya. Salah satunya
adalah bahwa di masa kini, sudah bukan jamannya lagi anak remaja atau abege hanya mementingkan diri sendiri. Bukan
jamannya lagi remaja berhura-hura hingga melewati batas, atau sebaliknya hanya
bisa meratapi kegalauan dan kesedihannya sendiri. Remaja masa kini harus
berbuat sesuatu untuk lingkungan dan orang lain di sekitarnya, berempati pada penderitaan
orang lain, dan mengenyahkan egoisme diri sendiri. Karena masih amat banyak
orang di dunia ini yang tak seberuntung diri kita. Syukurilah takdirmu, wahai
remaja! Sepahit apa pun itu.
Oya, novel ini sudah difilmkan. dibintangi oleh Alisia Rinita dan Stefan William. Awalnya saya kira pemeran Sophie adalah Chelsea Islan, ternyata saya salah lihat.
Dan untuk sebagai novel young adult, novel ini saya beri tiga bintang.