Minggu, 08 Mei 2016

Review Balada Ching-Ching (dan balada lainnya)

Kecemasan Maggie yang Menjelma Ching-Ching


Ching-ching, gadis belia keturuna tionghoa, kerap mendapatkan gangguan dari teman sekelasnya yang bernama Arya di sekolah. Cowok ini senang ‘mengerjai’ Ching-ching dari mulai meletakkan sesuatu yang menjijikan di tempat duduknya hingga  mencium Ching-ching di depan kantin. Insiden itu akhirnya membuat teman-teman dekat Ching-ching tak mau berkawan lagi dengannya.
Suatu hari, tanpa sengaja saat berada di toilet, Ching-ching mendengar kawan-kawannya bergosip dan menjelek-jelekkan dirinya. Segera Chign-ching keluar dari bilik toilet hingga mengejutkan kawan-kawannya. Tak menyangka bahwa orang yang sedang mereka bicarakan ada di dekat mereka sedari tadi. Ching-ching hanya tersenyum senang.




Judul : Balada Ching-ching (dan balada lainnya)
Penulis : Maggie Tiojakin
Jenis buku : Kumpulan Cerita Pendek
Penerbit  : PT Gramedia Pusstaka Utama
Tahun terbit : 2010
Tebal : vii + 175 halaman
Harga : Rp 10.000 (bazaar buku murah Gramedia)
ISBN : 978-979-22-5828-8


Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek kedua yang selesai Saya baca tahun ini. Tampilan fisikny agak sedikit tertekuk sejak Saya memlikinya. Sepertinya itu disebabkan proses pengepakan atau penimbunan saat pendistribusian ke toko buku. Namun secara keseluruhan tidak mengurangi kenyamanan saat membacanya.
Selain kisah Balada ching-ching, ada dua belas cerita pendek lain yang terdapat pada kumpulan cerita pendek ini. Menggunakan beragam latar tempat ( Indonesia, Amerika/New York dan tempat lain yang tak dijelaskan secara gamblang) serta sudut pandang penulisan yang beragam, Maaggie banyak mengangkat masalah kecemasan dan ketakutan yang kerap hadir dalam diri manusia. Kecemasan tentang kematian, ketidakpastian akan masa depan, gejolak cinta remaja, perselingkuhan dan kekecewaan hidup.
Menurut Saya, cerita-cerita Maggie ini sangat realistis. Dan saya sempat mengira cerita-cerita yang Maggie suguhkan ini amat dekat dengan kehidupan Maggie sendiri pada kenyataannya (mungkin saja kan?!), terkhusus kisah ‘Balada Ching-ching’ sendiri yang bertokohkan gadis keturunan Tionghoa, sebagaimana Maggie sendiri yang juga merupakan keturunan Tionghoa.  Tak ada majas atau metafora dan kiasan yang memerlukan penafsiran yang mendalam saat membacanya. Meskipun gaya  kepenulisannya terkesan agak kaku. Mungkin ini karena cerita-cerita ini diterjemahkan oleh Maggie sendiri dari tulisannya yang berbahasa Inggirs ke bahasa Indonesia. Jadi sepertinya Maggie menciptakan cerita-cerita ini sebanyak dua versi, versi bahasa Inggris dan versi bahasa Indonesia. Sesuai riwayat penerbitan yang disertakan di halaman belakang, lima cerita pendek pada buku ini telah dimuat dengan versi bahasa Inggris pada koran dan jurnal berbahasa Inggris pula.
Dari info yang Saya temukan tentang Maggie melalui internet, penulis yang satu ini sering menerjemahkan karya-karya sastra bebahasa asing dan dimuat pada situs Lotus, sebuah situs yang menampilkan karya-karya penuils dunia seperti Edgar Allan Poe dan lainnya, selain itu Maggie juga seorang wartawan. Tak heran pabila tergambar kualitas yang cukup mumpuni dari tulisan-tulisannya, meski pun nama Maggie Tiojakin sendiri mungkin terasa asing bagi sebagian pembaca, termasuk saya sendiri pada awalnya.
Saya memberi rating dua bintang untuk buku kumpulan cerita pendek ini.