Review Balada Ching-Ching (dan balada lainnya)
Kecemasan Maggie yang Menjelma Ching-Ching
Ching-ching, gadis belia keturuna tionghoa, kerap mendapatkan gangguan
dari teman sekelasnya yang bernama Arya di sekolah. Cowok ini senang ‘mengerjai’
Ching-ching dari mulai meletakkan sesuatu yang menjijikan di tempat duduknya hingga mencium Ching-ching di depan kantin. Insiden itu
akhirnya membuat teman-teman dekat Ching-ching tak mau berkawan lagi dengannya.
Suatu hari, tanpa sengaja saat berada di toilet, Ching-ching mendengar
kawan-kawannya bergosip dan menjelek-jelekkan dirinya. Segera Chign-ching
keluar dari bilik toilet hingga mengejutkan kawan-kawannya. Tak menyangka bahwa
orang yang sedang mereka bicarakan ada di dekat mereka sedari tadi. Ching-ching
hanya tersenyum senang.
Judul : Balada Ching-ching (dan balada lainnya)
Penulis : Maggie Tiojakin
Jenis buku : Kumpulan Cerita Pendek
Penerbit : PT Gramedia Pusstaka
Utama
Tahun terbit : 2010
Tebal : vii + 175 halaman
Harga : Rp 10.000 (bazaar buku murah Gramedia)
ISBN : 978-979-22-5828-8
Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek kedua yang selesai Saya baca
tahun ini. Tampilan fisikny agak sedikit tertekuk sejak Saya memlikinya. Sepertinya
itu disebabkan proses pengepakan atau penimbunan saat pendistribusian ke toko
buku. Namun secara keseluruhan tidak mengurangi kenyamanan saat membacanya.
Selain kisah Balada ching-ching, ada dua belas cerita pendek lain yang
terdapat pada kumpulan cerita pendek ini. Menggunakan beragam latar tempat (
Indonesia, Amerika/New York dan tempat lain yang tak dijelaskan secara
gamblang) serta sudut pandang penulisan yang beragam, Maaggie banyak mengangkat
masalah kecemasan dan ketakutan yang kerap hadir dalam diri manusia. Kecemasan tentang
kematian, ketidakpastian akan masa depan, gejolak cinta remaja, perselingkuhan
dan kekecewaan hidup.
Menurut Saya, cerita-cerita Maggie ini sangat realistis. Dan saya sempat
mengira cerita-cerita yang Maggie suguhkan ini amat dekat dengan kehidupan
Maggie sendiri pada kenyataannya (mungkin saja kan?!), terkhusus kisah ‘Balada
Ching-ching’ sendiri yang bertokohkan gadis keturunan Tionghoa, sebagaimana
Maggie sendiri yang juga merupakan keturunan Tionghoa. Tak ada majas atau metafora dan kiasan yang
memerlukan penafsiran yang mendalam saat membacanya. Meskipun gaya kepenulisannya terkesan agak kaku. Mungkin ini
karena cerita-cerita ini diterjemahkan oleh Maggie sendiri dari tulisannya yang
berbahasa Inggirs ke bahasa Indonesia. Jadi sepertinya Maggie menciptakan
cerita-cerita ini sebanyak dua versi, versi bahasa Inggris dan versi bahasa
Indonesia. Sesuai riwayat penerbitan yang disertakan di halaman belakang, lima
cerita pendek pada buku ini telah dimuat dengan versi bahasa Inggris pada koran
dan jurnal berbahasa Inggris pula.
Dari info yang Saya temukan tentang Maggie melalui internet, penulis yang
satu ini sering menerjemahkan karya-karya sastra bebahasa asing dan dimuat pada
situs Lotus, sebuah situs yang menampilkan karya-karya penuils dunia seperti
Edgar Allan Poe dan lainnya, selain itu Maggie juga seorang wartawan. Tak heran
pabila tergambar kualitas yang cukup mumpuni dari tulisan-tulisannya, meski pun
nama Maggie Tiojakin sendiri mungkin terasa asing bagi sebagian pembaca,
termasuk saya sendiri pada awalnya.
Saya memberi rating dua bintang untuk buku kumpulan cerita pendek ini.