The
Last Window Giraffe
Sang
Diktator dalam Kamus Sejarah Hongaria
Judul :The
Last Window Giraffe- Hari-Hari Terakhir Sang Diktator
Penulis :
Peter Zilahy
Penerbit :
Penerbit Bentang-Lini Bentang Pustaka
Tebal :
vii + 186 halaman
Harga :
Rp 30.000
Termulakanlah....
Informasi
singkat tentang buku ini pernah saya dapatkan pada majalah Matabaca terbitan PT
Gramedia (kini majalah ini sudah ‘Tamat’). Disebutkan bahwa buku ini bagai
sebuah ensiklopedi yang memberi informasi (baca bercerita) tentang peristiwa
demonstrasi besar di Belgrade- Hongaria.
Sebagai orang
yang belum banyak mengenal Belgrade apalagi negara Hongaria (atau Hungaria?),
tak ayal kata ‘diktator’ pada sampul buku ini menerbitkan rasa penasaran Saya.
Tersebablah....
Novel ini
ternyata telah meraih penghargaan ‘Book of Year Prize Ukraina’ pada tahun 2003.
Dan telah pula diterjemahkan ke dalam 19
bahasa. Sang penulis, Peter Zilahy adalah sastrawan muda serba bisa. Ia tak
hanya piawai menulis prosa, namun juga puisi. Selain itu ia juga merupakan
fotografer handal yang juga jago bermain teater. Tak heran buku ini penuh
dengan gambar dan foto yang unik dan menarik, meski tak satu pun ada keterangan
mengenai pemilik, fotografer foto atau pelukis yang menyumbangkan gambar-gambar
dalam buku ini.
Tertorehlah....
November 1996,
rakyat turun ke jalan-jalan. Kekecewaan akan penguasa Yugoslavia yang
memanupulasi hasil pemilu merupakan pemicunya. Sekejap saja sudah terjadi
kekacauan di mana-mana. Chaos menjadi
hal yang tak terelakkan. Rakyat berharap Sang Diktator, Slobodan Milosevic,
turun dari tahtanya.
Polisi anti
huru-hara, militer, wartawan, hingga anak-anak dan perempuan ‘teraduk-aduk’
dalam pusaran demonstrasi yang digawangi oleh kaum muda dan mahasiswa. Kastil
Belgrade yang pernah menjadi salah satu rampasan kekasairan Ottoman Turki
menjadi tempat ‘favorit’ rakyat yang ingin menyaksikan demonstrasi dari
ketinggian. Peter pergi menuju Belgrade dengan kereta api ekspress meski tahu
kondisi di Belgrade sedang tidak kondusif. Dan setibanya di Belgrade, Peter
terlibat demonstrasi yang brutal dan anarki.
Terikhtisarlah....
Peter berkisah
tentang penderitaan rakyat akibat ulah diktator tanpa satu pun kata bernada
ratapan. Pada kenyataannya, dalam buku ini Peter lebih banyak bercerita tentang
negeri indah yang terkotori oleh tangan-tangan penguasa lalim. Bahwa
demonstrasi dan penggulingan tahta kekuasaan bukanlah akhir dari segalanya.
Bahwa sejarah yang terukir pada saat itu hanyalah pengulangan dari sejarah
kelam Belgrade dan Yugoslavia di masa lalu. Lewat kisah bangsa Magyar, Rusia,
Mongolia, hingga Turki, Spanyol dan sejarah-sejarah bangsa Eurasia lainnya,
Peter mengajak pembacanya untuk merenungi besarnya kerugian akibat chaos, demonstrasi dan kerusuhan
besar-besaran, karena kekecewaan rakyat terhadap pemimpin yang lalim dan tak
punya hati nurani. Diakhir kisah, Peter menyibak konspirasi di balik demonstasi
yang telah terjadi. Bahwa Soros Foundation dan konspirasi internasional adalah
dalang di balik semua kerusuhan yang ada.
-selesai-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar