Minggu, 09 April 2017



Review Novel "Kisah Langit"

Antara arsitektur, perbintangan, musik harpa dan Belanda


Rahani dan Bayu adalah dua sahabat kecll yang pernah memiliki impian dapat mengunjungi kota kecil di Negeri Kincir Angin, Leiden. Namun, semua berubah ketika Rahani kehilangan pendengaran setelah menderita sakit meningitis dan Bayu kian terlena dengan hura-hura masa remaja.
Kemalangan bertambah ketika ayah dan saudara kembarnya tewas di hotel setelah usai melakukan pertunjukan resital harpa. Ibunya bahkan mengalami depresi mendalam hingga tak mudah untuk hidup normal. Hanya Bayu satu-satunya sahabat yang ia harapkan dapat mengusir sedih.
Namun, Bayu malah membuat hatinya kian sedih dengan sikap urakan dan cueknya. Saat itulah seorang bernama Antariksa hadir dan membuat jagad langit kehidupan Rahani yang kelam dipenuhi oleh bintang-bintang kebahgiaan. Ia menemukan semangat hidup untuk kembali mengejar impiannya melanjutkan studi arsitekturnya di Negeri Kincir Angin.




Judul : Kisah Langit
Penulis : Arum Effendi
Jenis buku : Novel Romance Islami
Penerbit : Penerbit Qanita PT Mizan Pustaka
Tahun Terbit : 2013
Harga : Rp 10.000 (buku obral/bazaar Gramedia Veteraan Banjarmasin)
ISBN : 978-602-9225-91-4


Dunia arsitektur, perbintangan/antariksa, musik harpa dan negeri Belanda, adalah empat hal mendasar yang mampu dirangkum Arum Effendi (AE) sebagai penulis dalam novel ini. Belum termasuk soal sakit meningitis dan ketulian yang diderita oleh tokoh, adalah dua hal lainnya. Saya sungguh salut kepada penulis, karena lewat kepiawaiannya mampu menyatukan banyak aspek, informasi dan pengetahuan tentang beragam hal dalam satu novel sederhana.
Dari blog pribadinya, saya mendapatkan informasi bahwa AE telah banyak memenangkan perlombaan kepenulisan cerita pendek atau menjadi finalis di berbagai jenis lomba kepenulisan lainnya. Ia memiliki seorang saudara kembar identik namun tak lahir di hari yang sama (sering disebut dengan monozigotik). Inilah hal juga dibawanya ke dalam novel ini, dimana tokoh Rahani pun memiliki kembar bernama Rihan.
AE mengaku telah menyukai dunia creative writing dan jurnalistik sejak tahun 2008 dan Novel Kisah Langit adalah karya lawasnya yang ia rapikan kembali. Dari sampul muka, dapat diketahui bahwa Novel Kisah Langit ini adalah salah satu dari naskah unggulan Lomba Penulisan Novel Romance (Novel Romansa) oleh Penerbit Qanita.
Lomba Novel Romance Qanita sendiri (dari info yang Saya dapatkan ) telah diselenggarakan sejak tahun 2012. Qanita adalah imprint buku islami oleh penerbit Elex Media Komputindo. Inilah mungkin menjadi penyebab mengapa perlombaan novel romance oleh Qanita banyak diikuti oleh penulis yang mengusung genre novel islami.
Kelebihan Novel Kisah Langit adalah pada kemampuan AE sebagai penulis dalam menggunakan dua tokoh utama sekaligus (Rahani dan Riksa) di keseluruhan kisah. Kedua tokoh memiliki karakter masing-masing yang kuat tanpa mengganggu satu sama lain.
Meski tentu saja selalu ada kekurangan dalam setiap karya masterpiece sekali pun. Dalam novel ini terdapat beberapa kesalahan dalam pengetikan (typo). Seperti pada halaman 140 yang merupakan bagian kisah dari sudut pandang tokoh Riksa yang menggunakan kata ‘Aku’ sebagai orang pertama tunggal, namun tertulis menggunakan orang ketiga tunggal, yaitu : Riksa. Begitu pula pada halaman 161, orang kesatu ‘Aku’ malah menggunakan orang ketiga : ‘gadis itu’.
Kekurangan lainnya adalah konflik yang lebih banyak bertumpuk di awal kisah, namun di tengah-tengah malah hanya menyisakan satu konflik, yaitu perasaan ‘cemburu’ Rahani pada Riksa karena Lieve. Selebihnya hanya narasi (dan eksposisi) tentang negeri Belanda. Konflik muncul kembali saat Rahani harus mengalami kecelakaan. Itu pun tidak menyisakan greget karena hanya diceritakann dari sudut pandang Riksa. Penulis tak sedikit pun membawa cerita ke sudut pandang Rahani. Menurut saya ini membuat pembaca bisa bertanya-tanya, bingung dan hilang greget karena tokoh Rahani digambarkan benar-benar seperti perempuan super tabah.
Secara keseluruhan, novel ini Saya beri nilai tiga bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar